5 Pertanyaan agar Calon Pelanggan Kita Bersedia Mengorbankan Waktu, Perhatian, dan Uangnya.

Sridewanto Pinuji
3 min readOct 19, 2022

--

Photo by Jon Tyson on Unsplash

Sebagai seorang konten kreator, pekerja seni, penyedia jasa, pedagang, dan berbagai profesi lainnya, pertanyaan terbesarnya adalah bagaimana agar calon pelanggan kita bersedia mengorbankan waktu, perhatian, dan uangnya?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka ada 5 pertanyaan yang perlu diketahui dan dijawab agar calon pelanggan kita bersedia mengorbankan waktu, perhatian, dan uangnya.

Apa saja pertanyaan tersebut? Mari kita simak dalam uraian berikut ini:

1, Siapakah calon pelangganmu?

Cobalah spesifik di sini, jangan hanya, “Hai, kamu!” Ini tidak jelas ditujukan kepada siapa pesan yang akan disampaikan.

Sebagai contoh, cobalah: “Halo, calon penulis yang sudah meluangkan banyak waktu menerbitkan tulisan, tetapi tidak menghasilkan cuan juga.”

Tips: Semakin spesifik siapa target atau calon pelanggan kita, maka semakin meningkat kepercayaan mereka, karena mereka akan merasa dilihat, didengar, dan dipahami.

2, Kapan calon pelanggan kita merasa mentok dan ingin menyerah?

Di sini berkaitan dengan berbagai persoalan yang dihadapi calon pelanggan kita tersebut. Misalnya: mereka menghadapi 5 persoalan besar, maka coba diperdalam:

  • Apa saja persoalan tersebut? Apakah target mengetahui detail persoalan tersebut secara lebih spesifik?
  • Apa penyebab dari persoalan tersebut? Dari mana asal persoalan itu? Bagaimana perasaan target pengguna/pembaca terhadap persoalan tersebut?
  • Seberapa penting/urgen persoalan tersebut harus segera diatasi?

Tips: buatlah 5 persoalan terbesar yang dihadapi calon pelanggan kita saat ini.

3, Siapa pihak yang dapat disalahkan oleh calon pelanggan?

Sebisa mungkin jangan membuat calon pelanggan menyalahkan diri mereka.

Biarpun kamu tahu, bahwa suatu hal itu terjadi karena keteledoran mereka sendiri. Namun, jika mereka merasa disalahkan, maka mereka pun akan bersikap defensif.

Karena itu, berikan calon pelanggan pihak/sesuatu yang dapat disalahkan.

  • Mungkin mereka bisa menyalahkan gurunya, karena tidak mendidik dengan benar.
  • Mungkin mereka bisa menyalahkan lingkungannya, karena bisa jadi tidak mendukung.
  • Mungkin mereka bisa menyalahkan toko sebelah, yang sudah berjanji, tapi tidak pernah dikirim.

Poinnya adalah: calon pelanggan membutuhkan perasaan ingin segera berubah tanpa merasa bersalah terhadap tindakan mereka sendiri dan ketidakmampuannya untuk berubah.

Tips: berikan sesuatu untuk disalahkan.

4, Apa mitos yang menahan calon pelanggan untuk membuat perubahan?

Mungkin calon pelanggan kita sudah siap berubah. Namun, di kepala mereka ada mitos-mitos atau pemahaman yang membuat mereka bertahan di keadaan yang sekarang. Karena itu, ini perlu dibongkar, yaitu dengan:

  • Apa saran yang diberikan kebanyakan orang pada mereka dan kenapa ini salah?
  • Apa data yang tidak diketahui banyak orang dan bagaimana caramu mendidik mereka?
  • Apa kepercayaan yang dianut dan membuat mereka nyaman untuk tidak berubah.

Jika kamu bisa menunjukkan hal-hal ini kepada calon pelanggan, maka akan semakin tinggi tingkat kepercayaan mereka padamu. Ini terjadi karena mereka melihat kepintaran dan kebenaran pada hal-hal yang kamu sampaikan.

Tips: Hapus mitos-mitos itu!

5, Apa jawaban yang tidak akan disangka oleh calon pelanggan?

Memberikan calon pelanggan atau pembaca solusi yang sangat jelas tidak akan menimbulkan kepercayaan mereka.

Bayangkan, kamu pergi ke toko besi dan bilang ke penjaga kalau kamu nggak tahu cara membangun kandang, tapi ingin punya satu.

Kemudian penjaga itu dengan lurus bilang, “Kami punya kayu kok.”

Membosankan, bukan?

Ketimbang memberikan jawaban seperti itu, maka berikanlah calon pelanggan solusi yang tidak mereka sangka-sangka.

Jadi, jangan hanya bilang kalau kami punya kayu, tapi cobalah, “Tau nggak, kalau kamu bisa memesan kandang yang siap pasang dan bisa dikirim ke rumahmu.”

Ajaib, bukan?

Tips: Berikan calon pelanggan jawaban yang tidak mereka sangka hingga 99% peluang terbuka dan mereka akan membeli lagi.

Akhirnya…

Kamu dan calon pelanggan perlu melakukan petualangan bersama.

Jangan hanya meminta mereka untuk mengorbankan uang, waktu, dan perhatian.

Jangan pula berasumsi bahwa mereka akan mulai bertindak hanya dari mendengar ceritamu.

Namun, ajaklah mereka mengetahui langkah pertama, kemudian pegang tangannya dan tunjukkan jalan yang harus dilalui.

Jadilah pemandu, mentor, perhatikan setiap kebutuhan mereka.

Tunjukkan bahwa kamu memahami betul apa yang mereka butuhkan dan harapkan. Seakan-akan kamu tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada mereka.

--

--

No responses yet