Dunia Rumit Hendry Hernowo

Sridewanto Pinuji
3 min readOct 24, 2024

--

Hendry Hernowo di Manila sebelum menghadiri sesi di APMCDRR 2024 mengenakan jas warna hitam dan berkaca mata.
Hendry Hernowo di Manila sebelum menghadiri sesi di APMCDRR 2024

Hendry Hernowo adalah anak bungsu dari dua bersaudara, semua laki-laki. Hendry, kakaknya, dan kedua orang tuanya tinggal di pinggang Gunung Sumbing, di perbatasan antara Kabupaten Magelang dan Wonosobo, tepatnya di sebuah desa di Kecamatan Kajoran.

Sehari-hari, Hendry menjabat sebagai ketua dari Organisasi Penyandang Disabilitas (OPDis) di Kabupaten Magelang yang bernama Fidakama (Forum Inklusi Disabilitas Kabupaten Magelang). Selain sibuk di organisasi ini, Hendry juga kerap diundang oleh berbagai lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam berbagai acara untuk menjadi narasumber, fasilitator, moderator, peserta, atau peran lainnya.

Sejak lahir, Hendry memiliki hambatan penglihatan (low vision), sehingga dia tidak dapat melihat dengan jelas apalagi jika malam hari, kondisi redup seperti saat cuaca mendung, atau di dalam ruangan berpencahayaan standar. Namun, Hendry masih mampu mengenali benda dan lingkungan sekitar ketika tersorot sumber cahaya berintensitas tinggi dan benda-benda tersebut memiliki kontras warna yang sangat tinggi.

Melihat dunia bagi Hendry seperti memandang menggunakan teropong atau pin hole. Artinya, Hendry memiliki lapang pandang yang sempit. Ini berbeda dengan non-disabilitas yang mampu melihat ujung jari ketika kedua tangan direntangkan dengan tatapan lurus ke depan, sebab lapang pandang orang berpenglihatan awas adalah 90 derajat.

Karena hambatan penglihatan ini, maka Hendry pun mengalami beberapa tantangan dalam menjalani hari-harinya. Misalnya, Hendry harus menggunakan tongkat putih untuk membantunya berjalan. Hendry juga memerlukan waktu untuk memahami lingkungan sekitar, apalagi jika lingkungan tersebut sangat baru baginya.

Hambatan penglihatan yang dialami Hendry pada gilirannya merembet ke berbagai hal lain dalam kehidupannya. Misalnya, Hendry mengalami tantangan ketika harus bersekolah, tidak bisa mengikuti berbagai kegiatan di kampung dan kampusnya, hingga dalam satu periode hidupnya, Hendry harus mengalami perundungan.

Hendry pun seringkali merasa kecewa dan marah ketika berbagai hal yang diharapkan justru tidak tercapai dan menjadi kenyataan. Semua itu disebabkan karena hambatan penglihatan yang dimilikinya sehingga dia dianggap berbeda. Kemarahan dan kekecewaan itu juga terjadi ketika lingkungan di sekitarnya tidak memahami atau tidak mempercayai bahwa dia bisa melakukan suatu hal.

Namun, hambatan, tantangan, dan ketidakpercayaan tersebut justru menjadi semacam bahan bakar bagi Hendry untuk terus maju dan mencapai bermacam hal.

Banyak capaian dalam hidup Hendry yang dalam meraihnya menuntut upaya berkali lipat dibandingkan orang tanpa disabilitas.

Sebagai contoh, setelah konsisten berusaha dan mencoba, Hendry meraih beasiswa dari pemerintah Australia yang juga dikenal sebagai Australia Awards. Hendry lulus dari salah satu universitas ternama di Australia, yaitu Monash University untuk jenjang pendidikan Master atau S2.

Selanjutnya di bulan Oktober 2024, Hendry juga menerima beasiswa dari lembaga kemanusiaan dan pembangunan, ASB South and Southeast Asia untuk menghadiri konferensi pengurangan risiko bencana di tingkat Asia Pasifik (APMCDRR) di Manila, Filipina,.

Kiprah Hendry juga cukup banyak untuk masyarakat, terutama bagi para penyandang disabilitas untuk mewujudkan lingkungan yang lebih inklusif. Seperti sudah diuraikan di bagian awal tulisan ini, Hendry menjadi ketua dari sebuah OPDis di tingkat kabupaten dan aktif di berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah dan non-pemerintah.

Dari capaian-capaian tersebut, Hendry memberikan manfaat untuk keluarga, organisasi, dan masyarakat.

Hendry sudah barang tentu menjadi kebanggaan keluarga. Hal ini terjadi jika mengingat di lingkungan tempat tinggalnya, mungkin bisa dihitung dengan jari orang yang lulus S2, bersekolah di luar negeri, hingga merasakan perjalanan ke berbagai negara.

Bagi organisasi, Hendry memberikan manfaat dengan menjadi jembatan antara OPDis di tingkat kabupaten dengan lembaga kemanusiaan dan pemerintah di berbagai tingkatan, mulai dari kabupaten, provinsi, bahkan hingga wilayah regional, seperti di Asia Pasifik. Hendry juga menjadi penghubung antara organisasinya dengan lembaga donor.

Selanjutnya, di tingkat masyarakat. Hendry memberikan manfaat untuk mewujudkan masyarakat yang lebih inklusif. Hal ini dilakukan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan secara mandiri, bersama dengan OPDis yang dipimpinnya, maupun melalui kerja sama dengan lembaga lain.

Dalam berbagai kegiatan tersebut, Hendry membawa kepentingan dan kebutuhan penyandang disabilitas dan disampaikan ke berbagapi pihak yang berwenang.

Dunia Hendry adalah tentang hambatan, kekecewaan, hingga kemarahan. Namun, di sisi lain, Hendry juga mengimbanginya dengan capaian dan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Dunia Hendry memang tidak mudah dan jalan masih berliku dan panjang untuknya.

Namun, satu yang diminta oleh Hendry adalah, “Ajarkan aku memancing dan jangan beri aku ikan.”

--

--

No responses yet