Interaksi dengan penyandang disabilitas dalam Kick-Off Workshop ASB South and Southeast Asia dengan Jemari Sakato di Padang, Sumatera Barat

Sridewanto Pinuji
3 min readSep 13, 2024

--

Peserta dari Jemari Sakato mendengarkan informasi mengenai logical framework dari Agnes Patongloan, Program Implementation Manager (ASB).

Pada Senin, 9 September 2024 hingga 13 September 2024, ASB South and Southeast Asia bersama dengan mitra Jemari Sakato dan Organisasi Penyandang Disabilitas di Sumatera Barat menyelenggarakan lokakarya dengan judul: MANAJEMEN, REGULASI DAN PENGARUSUTAMAAN INKLUSI DALAM PROGRAM MEMPROMOSIKAN PENDEKATAN REGIONAL UNTUK PENGURANGAN RISIKO BENCANA DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM YANG INKLUSIF SERTA RESPONSIF GENDER DI ASIA SELATAN DAN TENGGARA di Kota Padang.

Lokakarya tersebut menjadi penanda dimulainya (Kick-Off) program baru hasil kerja sama antara ASB South and Southeast Asia dengan mitra Jemari Sakato dan didukung oleh Kementerian Pembangunan Jerman (BMZ). Program ini menjadi bagian dari program global yang diselenggarakan di Indonesia, Filipina, dan Bangladesh.

Di Indonesia, program ini akan berlokasi di 4 Desa di Kabupaten Mentawai. Program ini akan menyasar terutama penyandang disabilitas dan perempuan yang menjadi kelompok paling berisiko dalam menghadapi ancaman bencana dan perubahan iklim.

Program bertujuan untuk menciptakan lingkungan di tingkat lokal hingga regional yang mendukung dan memperluas keahlian mengenai pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim yang inklusif. Program diharapkan dapat meningkatkan ketahanan bencana dan iklim bagi masyarakat pesisir yang berisiko di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Pada hari pertama lokakarya, peserta yang berasal dari Tim Pelaksana Program Jemari Sakato dan perwakilan dari anggota Organisasi Penyandang Disabilitas (OPDis) diajak untuk memahami kerangka kerja logis (Logical Framework) dari program. Di sesi ini, peserta dikenalkan dengan struktur program yang terdiri dari beragam input, aktivitas, output, dan outcome.

Selanjutnya, peserta dikenalkan dengan konsep Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI). Fokus pada sesi ini adalah pemahaman mengenai konsep disabilitas. Kemudian sesi ini dilanjutkan dengan pemahaman mengenai Etika Berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas.

Di sesi interaksi tersebut, peserta dari OPDis menjadi narasumber, sementara peserta dari Jemari Sakato berlatih untuk melakukan komunikasi, memberikan bantuan, dan mendampingi para penyandang disabilitas. Peserta dari Jemari Sakato belajar bahasa isyarat dari penyandang disabilitas tuli, Pak Ferry. Peserta juga berlatih memberikan bantuan kepada pengguna kursi roda untuk naik turun permukaan lantai dengan ketinggian berbeda bersama Kak Lani. Kemudian peserta berlatih untuk mendampingi penyandang disabilitas dengan hambatan penglihatan, Pak Martius, untuk berpindah tempat serta mengambil makanan.

Peserta sangat terkesan dengan materi berinteraksi dengan penyandang disabilitas. Menurut sebagaian besar peserta, ini adalah materi baru yang sangat menarik. Salah seorang peserta, Teguh, menyampaikan bahwa dia berkeinginan untuk membantu penyandang disabilitas, tetapi kadang ragu-ragu ketika memberikan bantuan.

Bahkan, sebelum sesi berinteraksi dengan penyandang disabiltas tersebut, Teguh sudah memberikan bantuan kepada Kak Lani, sebagai pengguna kursi roda. Namun, ternyata apa yang dilakukan oleh Teguh masih kurang tepat. Kemudian dalam sesi, Kak Lani menjelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika seseorang ingin membantu pengguna kursi roda.

Jika Anda penasaran bagaimana cara berinteraksi dengan penyandang disabilitas, maka silakan temukan buku Etiket Berinteraksi dengan Penyandang Disabilitas di tautan berikut ini: Etiket Disabilitas: Panduan Berinteraksi dengan Ragam Disabilitas — ASB South and South-East Asia (asbindonesia.org)

Selain topik-topik tersebut, dalam lima hari lokakarya para peserta juga mendapatkan berbagai materi, seperti terkait finance, MEAL Plan, kebijakan dan peraturan di ASB, serta bagaimana menjalin hubungan dengan lembaga pemerintah.

Semoga program baru ASB South and Southeast Asia bersama Jemari Sakato dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk peserta program di Mentawai.

--

--

No responses yet